Sabtu, 20 Maret 2010

Efek Rumah Kaca

Kaca bersifat transfaran terhadap sinar Ultraviolet dan sinar tampak (gelombang pendek). tetapi tidak untuk radiasi inframerah (gelombang panjang). Sifat ini yang mendasari penggunaan kaca dalam pembuatan rumah kaca (green house). Bayangkan suatu hari yang cerah dalam sebuah rumah kaca. Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman dan apa saja yang terdapat di dalam rumah kaca. Tanaman dan material lain yang telah mengalami gelombang panas itu akan diserap oleh kaca dan meradiasikan kembali ke dalam rumah kaca.
Hal yang serupa terjadi terhadap bumi. Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4), dan senyawa kelompok CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan uv tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi. Sementara itu, bumi akan memancarkan energi terutama dalam bentuk gelombang inframerah.
Gas yang berperan dalam efek rumah kaca disebut gas rumah kaca (GRK). Gas rumah kaca yang utama yaitu: CO2, uap air, metana dan kelompok CFC.

Selasa, 09 Maret 2010

Reaksi Redoks dalam Biologi

Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks, misalnya pernafasan sel, yaitu proses oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernafasan sel adalah: C6H12O6 + 6O2 ---> 6CO2 + 6H2O
Proses pernafasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH dan reaksi baliknya (Oksidasi NADH menjadi NAD+). Fotosintesis secara ensensial merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada pernafasan sel.
C6H12O6 + 6O2 + light energy ---> 6CO2 + 6H2O
Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi redoks. Fotosentensis melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula dan oksidasi air menjadi oksigen. Reaksi baliknya yaitu pernafasan yang mengoksidasi gula dengan menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara lain, senyawa karbon yang direduksi digunakan untuk mereduksi Nikotinamida Adenina Dinukleotida (NAD+), yang kemudian berkontribusi dalam pembentukan gradien proton, yang mendorong sintesis adenosina trifospat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen.

Kamis, 04 Maret 2010

Ketidakseimbangan Cairan Tubuh

Secara garis besar penyebab berkurangnya cairan tubuh adalah karena asupan cairan ke dalam tubuh berkurang atau pengeluaran cairan tubuh dari tubuh bertambah karena keadaan tertentu. Akibatnya bisa terjadi dehidrasi dan syok, bahkan kematian. Pengeluaran air yang berlebihan dapat disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada dehidrasi tubuh tidak hanya kehilangan cairan tetapi juga kehilangan larutan elektrolit dan glukosa.
Kehilangan cairan tubuh sebesar 2% dari berat badan mulai menunjukkan tanda dehidrasi seperti timbulnya rasa haus, tidak nyaman, hilangnya nafsu makan, dan kulit kering. Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4% dari berat badan, terjadi penurunan gangguan performa, produksi urine menurun, mulut kering, kulit kemerahan, mual dan lethargy. Kehilangan cairan 5-6% dari berat badan akan meningkatkan frekuensi nadi dan pernafasan, mengganggu konsetrasi, sakit kepala, mual dan mengantuk. Kehilangan cairan tubuh 10-15% dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulit keriput, gangguan penglihatan, gangguan buang air keci, dan gangguan kesadaran. Kehilangan cairan tubuh dari 15% akan mengakibatkan kematian.