Kaca bersifat transfaran terhadap sinar Ultraviolet dan sinar tampak (gelombang pendek). tetapi tidak untuk radiasi inframerah (gelombang panjang). Sifat ini yang mendasari penggunaan kaca dalam pembuatan rumah kaca (green house). Bayangkan suatu hari yang cerah dalam sebuah rumah kaca. Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman dan apa saja yang terdapat di dalam rumah kaca. Tanaman dan material lain yang telah mengalami gelombang panas itu akan diserap oleh kaca dan meradiasikan kembali ke dalam rumah kaca.
Hal yang serupa terjadi terhadap bumi. Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4), dan senyawa kelompok CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan uv tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi. Sementara itu, bumi akan memancarkan energi terutama dalam bentuk gelombang inframerah.
Gas yang berperan dalam efek rumah kaca disebut gas rumah kaca (GRK). Gas rumah kaca yang utama yaitu: CO2, uap air, metana dan kelompok CFC.
Hal yang serupa terjadi terhadap bumi. Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4), dan senyawa kelompok CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan uv tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi. Sementara itu, bumi akan memancarkan energi terutama dalam bentuk gelombang inframerah.
Gas yang berperan dalam efek rumah kaca disebut gas rumah kaca (GRK). Gas rumah kaca yang utama yaitu: CO2, uap air, metana dan kelompok CFC.